Kisah nabi Yunus

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Kisah Nabi Yunus dalam Al-Qur’an

Yunus termasuk salah satu Nabi yang kisahnya diceritakan berkali-kali dalam Al-Qur’an. Bahkan, namanya diabadikan menjadi salah satu surah.

Allah menceritakan kisah Nabi Yunus sebanyak empat kali dalam kitab-Nya tersebut.

Pertama, kisah Yunus alaihissalam disebutkan Allah dalam Surah Yunus (10) ayat 98:

“Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus) itu beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu.”

Kemudian Allah menyebutkannya pada Surah Al-Anbiya’ (21) ayat 87—88:

“Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ‘Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim’.

Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.”

Kisah Nabi Yunus juga dapat kita temukan pada Surah As-Saffat (37) ayat 139—148:

“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul, (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi ternyata dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian).

Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.

Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih, sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.”

Terakhir, Allah mengisahkan tentang Nabi Yunus pada Surah Al-Qalam (68) ayat 48—50:

“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.

Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang yang saleh.”

Nabi Yunus diutus Allah untuk mengajak kaumnya menyembah hanya kepada Allah SWT. Namun kaumnya menolak hingga membuat nabi Yunus marah dan pergi meninggalkan mereka. Di tengah perjalanan Nabi Yunus menghadapi masalah, namun Allah memberikan pertolongan. Kisah nabi Yunus AS mengajarkan kita arti amarah dan pentingnya bersabar.

بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمْ 💙💜🩵

Menemani Mayat selama 40 hari

Jangan dibaca kalau tidak kuat…
.
MENEMANI MAYAT SELAMA 40 HARI
.
Alkisah seorang Konglomerat yang sangat kaya raya menulis surat wasiat: “Barang siapa yang mau menemaniku selama 40 hari di dalam kubur setelah aku mati nanti, akan aku beri warisan separuh dari harta peninggalanku.”
Lalu ditanyakanlah hal itu kepada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti.
Tapi anak-anaknya menjawab, “Mana mungkin kami sanggup menjaga ayah, karena pada saat itu ayah sudah menjadi mayat.”
Keesokan harinya, dipanggillah semua adik-adiknya. Dan beliau kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!”
Adik-adiknya pun menjawab, “Apakah engkau sudah gila? Mana mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.”
Lalu dengan sedih Konglomerat tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke se antero negeri.
Akhirnya, sampai jugalah pada hari di mana Konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang Tukang Kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. Lalu Tukang Kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah Konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.
Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat. Si Tukang Kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa Kapaknya. Yang paling berharga dimiliki si Tukang Kayu hanya Kapak, untuk bekerja mencari nafkah.
Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut.
Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat Konglomerat. Di benaknya, sudah tiba saatnya lah si Konglomerat akan diinterogasi oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Mungkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, “Apa yang kau lakukan di sini?”
Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya”, jawab si Tukang kayu.
Apa saja harta yang kau miliki?”, tanya Mungkar-Nakir.
“Hartaku cuma Kapak ini saja, untuk mencari rezeki”, jawab si Tukang Kayu.
Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, “Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?”
“Aku membelinya”, balas si Tukang Kayu.
Lalu pergilah Mungkar dan Nakir dari dalam kubur tersebut.
Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, “Apa saja yang kau lakukan dengan Kapakmu?”
“Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar”, jawab tukang kayu.
Di hari ketiga ditanya lagi, “Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?”
“Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi ngak ada yang punya”, jawab si Tukang Kayu.
“Apa kau yakin?”, lanjut Malaikat.
Kemudian mereka menghilang.
Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi “Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan Kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?”
“Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata”, tegas tukang kayu.
Begitu terus yang dilakukan Malaikat Mungkar Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan Kapak tersebut.
Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir, “Hari ini kami akan kembali bertanya soal Kapakmu ini”.
Belum sempat Mungkar-Nakir melanjutkan pertanyaannya, si Tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut.
Si Tukang Kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak, “Kalian ambil saja semua bagian harta warisan ini, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi.”

Sesampai di rumah, si Tukang Kayu berkata kepada istrinya, “Aku sudah tidak menginginkan separuh harta warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu Kapak ini, tapi Malaikat Mungkar-Nakir selama 40 hari yang mereka tanyakan dan persoalkan masih saja di seputar Kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya.”


Dari Ibnu Mas’ud RA dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, “Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara, yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakannya, ilmunya sejauh mana diamalkan?” (HR. Turmudzi)
Rasulullah S.A.W bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.” (HR. Al-Bukhari)

Kikir level tiga

Senin, 18 September 2023

Sabar, Senyum dan Berdoa
Semoga bermanfaat
💐💐💐💐💐💐💐

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokaatuh

Semangat Pagi

KIKIR LEVEL TIGA
_Seorang sahabat, bernama Arafat pernah sampaikan:
Jika kita membaca tiga kata berikut ini; kesal, marah, murka, tentunya kita tahu bahwa ketiga kata tersebut menunjukkan arti yang sama namun dengan level yang berbeda-beda. Kesal itu tidak sebesar marah dan marah tidak sebesar murka.

Nah, seperti itulah sifat kikir (pelit) disebutkan dalam Al-Qur’an dengan bentuk yang berbeda-beda untuk menunjukkan level yang semakin meningkat. Ada tiga kata yang artinya kikir yaitu bakhil, syuh, dan qotur.

فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُم مِّن فَضْلِهِۦ بَخِلُوا۟ بِهِ

“Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu.” (Surat At-Taubah ayat 76)

Ayat ini adalah salah satu contoh yang menggunakan kata bakhil yang bermakna orang yang enggan untuk memberi kepada orang lain. Harta hanya dinikmati saja sendiri karena menganggap itu adalah hasil kerja kerasnya. Tanpa menyadari bahwa harta adalah karunia Allah.

وَأُحْضِرَتِ ٱلْأَنفُسُ ٱلشُّحَّ

“Dan manusia itu menurut tabiatnya adalah kikir.” (Surat An-Nisa ayat 128)

Sedangkan ayat ini menggunakan kata syuh dengan definisi lebih tinggi lagi dari kikir. Karena syuh adalah orang yang kikir bukan hanya terhadap orang lain tetapi juga terhadap diri sendiri.

Misalnya ada orang yang rela pakai barang usang dan sering rusak meski menyusahkan dirinya sendiri. Padahal ia mampu membeli yang baru. Hal itu dilakukannya untuk tetap hemat, karena ia tak sudi hartanya yang berharga habis begitu saja meski untuk kepentingan diri sendiri.

وَكَانَ ٱلْإِنسَٰنُ قَتُورًا

“Sesungguhnya manusia itu sangat kikir.” (Surat Al-Isra ayat 100)

Adapun pada ayat diatas menggunakan qotur, yang maknanya orang yang kikir bukan hanya dengan hartanya sendiri melainkan dia juga kikir dengan harta yang bukan miliknya. Aneh bukan?

Misalnya kalau ada orang yang rajin bersedekah kepada anak yatim, maka si kikir ini yang melihatnya berkomentar, “Sayang banget uang itu diberikan anak yatim. Kenapa tidak ditabung saja atau dijadikan investasi?”

Inilah orang yang punya sifat kikir level tiga, sampai-sampai harta orang lain juga dia tak sudi kalau disedekahkan. Padahal bukan miliknya. Padahal tidak merugikan dia sama sekali. Namun bagi dia kedermawanan tersebut cukup membuat hatinya gelisah.

Dengan kata lain, orang ini selain kikir juga berharap agar semua orang juga kikir seperti dirinya. Na’uzubillah.

Bukankah yang demikian adalah sifat Iblis? Ketika ia divonis akan masuk ke dalam neraka, maka Iblis berharap agar semua anak cucu Adam juga masuk neraka seperti dirinya.

Mari kita waspada dengan sifat ini, karena di zaman medsos seolah-olah sifat ini mendapat wadah untuk menyalurkannya. Misalnya jika ada orang membenci sesuatu, maka ia gunakan medsos untuk menghasut dan mempengaruhi orang lain agar ikut membenci juga sesuatu tersebut. Na’uzubillah.

Fakta seputar Maulid

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيد المرسلين وإمام المتقين نبينا محمد وعلى جميع إخوانه من النبيين والمرسلين وعلى ءاله الطيبين

FAKTA SEPUTAR PERINGATAN MAULID NABI

Biasanya, memasuki bulan Rabi’ul Awwal, masalah peringatan maulid nabi ﷺ menjadi salah satu topik panas yang diperbincangkan. Ada yang pro dan ada yang kontra. Tak pelak hal ini sering menjadi bahan yang memicu tensi perselisihan naik. Bahkan sampai pada tingkat saling menghina, mencaci maki, dan menyesatkan. Padahal, jika diperhatikan secara inshaf (adil), masalah ini bisa disimpulkan menjadi beberapa point :

1). Masalah hukum peringatan maulid nabi, termasuk masalah khilafiyyah ijtihdiyyah.
Ini akan diakui oleh siapapun yang masih punya sifat inshaf (adil). Ada sebagian ulama yang membolehkan (menganjurkan),dan ada yang tidak. Diantara ada yang membolehkan, seperti : Imam Abu Syamah Al-Maqdisi, Imam As-Sakhawi , Al-Hafidz Ibnu Nashirud Din Ad-Dimasyqi, Al-Hafidz Ibnu Dayyah, Imam Al-Azafi, Imam Al-Ala’i, Imam Al-Iraqi, Al-Hafidz An-Naji, Al-Hafidz As-Suyuthi, dan masih banyak lagi. Adapun ulama ada yang tidak membolehkan, diantaranya : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan murid-murid beliau, Imam Abu Ishaq Asy-Syathibi, Ibnul Haj Al-Fasi, Tajud Din Al-Fakihani, dan yang lainnya. Jika mau jujur, jumlah ulama yang membolehkan lebih banyak dari yang melarang.

Baik yang membolehkan ataupun melarang, semuanya memiliki argument dan sisi istidlal (pendalilan) yang mereka anggap kuat. Semuanya telah mengeluarkan ijtihadnya (usahanya) dalam melakukan istimbath (memetik hukum) sesuai dengan kadar ilmu yang telah Allah berikan kepada mereka. Maka kita wajib memuliakan dan berbaik sangka kepada mereka semua.

2). Jika faktanya hal ini termasuk masalah khilafiyyah, maka yang kita lakukan selanjutnya adalah menghormati orang lain yang berbeda pendapat dengan kita. Jika kita mengambil pendapat yang tidak membolehkan, hormati orang lain yang mengamalkannya, demikian juga sebaliknya. Tidak boleh bertikai, bermusuhan, apalagi menyesatkan orang lain gara-gara masalah ini.

Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata :

إذا رأيت الرجل يعمل العمل الذي قد اختلف فيه و أنت ترى غيره فلا تنهه

“Jika kamu melihat orang lain mengamalkan sesuatu yang masih diperselisihkan hukumnya dan kamu berpendapat berbeda dengannya, maka jangan kamu melarangnya.”
[Al-Faqih wal Mutafaqqih : 2/136].

Imam Ahmad bin Hambal berkata :

لا ينبغي للفقيه أن يحمل الناس على مذهبه ولا يشدد

“Seorang ahli fiqh tidak pantas memaksa orang lain untuk mengikuti pendapatnya dan bersikap keras bagi yang menyelisihinya.”
[Al-Adab Asy-Syar’iyyah : 1/166].

3). Persatuan dan ukhuwah Islamiyyah (persaudaran Isalam) merupakan perkara yang sangat agung yang Allah perintahkan kepada para hamba-Nya. Jangan sampai dikorbankan karena perbedaan pendapat dalam masalah furu’ (cabang agama) seperti ini. Mengorbankan ukhuwah Islamiyyah gara-gara masalah ini dan yang sejenisnya, ibarat membuang sebuah mobil hanya gara-gara ban nya bocor. Mengorbankan perkara yang sangat penting hanya karena sesuatu yang kurang penting.

Karena jika setiap perkara yang seperti ini dijadikan alasan untuk bercerai-berai, maka kita tidak akan pernah berukhuwah dengan seorangpun. Ibnu Taimiyyah berkata :

وَلَوْ كَانَ كُلَّمَا اخْتَلَفَ مُسْلِمَانِ فِي شَيْءٍ تَهَاجَرَا لَمْ يَبْقَ بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ عِصْمَةٌ وَلَا أُخُوَّةٌ

“Seandainya setiap dua orang muslim berbeda pendapat dalam suatu masalah (khilafiyyah) saling memboikot, maka tidak akan tersisa penjagaan dan persaudaraan diantara umat muslim.”
[Majmu’ Fatawa : 24/173].

4). Mari kita membiasakan diri untuk berbicara dan mengulas suatu masalah sesuai porsinya. Jika masalahnya masuk katagori khilafiyyah atau furu’ agama, kita bahas sesuai porsinya saja sebagaimana keterangan di atas. Jangan sampai kita ngegas-ngegas seolah masalah yang kita hadapi adalah masalah uhsul (pokok) agama, atau antara iman versus kufur, atau antara ahli sunnah versus ahli bid’ah.

Sebagaimana penutup, mari kita simak pernyataan Ibnu Taimiyyah. Walapun beliau berpendapat tidak disyari’atkannya peringatan maulid nabi, namun beliau punya sikap yang baik dalam masalah ini yang sangat pantas dicontoh oleh kita sekalian. Beliau berkata :

فتعظيم المولد، واتخاذه موسمًا، قد يفعله بعض الناس، ويكون له فيه أجر عظيم لحسن قصده، وتعظيمه لرسول الله صلى الله عليه وسلم كما قدمته لك أنه يحسن من بعض الناس، ما يستقبح من المؤمن المسدد

“Maka mengagungkan maulid (nabi) dan menjadikannya sebagai hari raya/hari besar, terkadang dilakukan oleh sebagian manusia. Maka dia akan mendapatkan pahala yang besar di dalamnya karena kebaikan niatnya dan pengagungannya kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Sebagaimana telah aku kemukakan/jelaskan hal itu kepada anda, sesungguhnya (ada suatu perkara) yang (dianggap) baik dari sebagian manusia, yang mana hal itu dianggap jelek dari mukmin yang lurus.”
[Iqtidha’ Ash-Shirathal Mustaqim : 2/126].

Abdullah Al-Jirani

*Ingat Ibnu Taimiyah adalah ulama panutan Wahabi walaupun beliau tidak mensyariatkan maulid tetapi tidak pernah menyalahkan orang yang bermaulid bahkan beliau mengatakan kepada orang yang bermaulid tetap mendapatkan pahala.

اَللَّّهُمَّ ارْزُقْنِيَ الفَهْمَ وَالعِلْمَ وَالحِكْمَةً وَالعَقْلَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ

 آمين… آمين…يارب العالمين…

Semoga bermanfaat

والله أعلم بالصواب والخطاء

Jaga Lisan

Ahad malam, 17/09/2023

Assalamualaikum warahmatullahi ta’alla wabarakaatuh

Bismillahir Rahmanir Rahim

Rasullulah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda, “keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan”

Karena seseorang dapat masuk surga atau neraka disebabkan lisannya, karena ibarat pisau bila salah menggunakannya akan melukai banyak orang.

Dalam satu hadist disebutkan, “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat”
(HR. Muslim no. 2988)

Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya (HR. Al-Bukhari no.6474) meriwayatkan bahwa Rasullulah Shallallahu’ alaihi Wasallam bersabda:

“Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”

(yang dimaksud dengan apa yang ada di antara dua janggutnya adalah mulut dan apa yang ada di antara kedua kakinya adalah kemaluan)

Dan Allah Subhannahu Wa Ta’ala memperingatkan hamba-hamba-Nya dengan berfirman” “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,

kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.

Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
(Qs. An-Nisaa’ : 114)

Rasullulah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda, “Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu”
(HR. Ahmad).

Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya !, semoga bermanfaat, selamat malam, selamat beristirahat bersama keluarga.

“Taqobbalallahu minna wa minkum”

Wassalamu‘alaikum warahmatullahi ta’alla wabarakaatuh 🙏🏻

AMZ🤍
3 Rabiul awal 1445H

Peringatan Maulid Nabi

💚🌹💚🌹💚🌹

𝗣𝗲𝗿𝗶𝗻𝗴𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗠𝗮𝘂𝗹𝗶𝗱 𝗡𝗮𝗯𝗶 (3)
𝑀𝑎𝑟𝒉𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎 𝑅𝑎𝑠𝑢𝑙𝑢𝑙𝑙𝑎𝒉🌹

𝖪𝖾𝖺𝗃𝖺𝗂𝖻𝖺𝗇 𝖣𝗂 𝖧𝖺𝗋𝗂 𝖪𝖾𝗅𝖺𝗁𝗂𝗋𝖺𝗇 𝖱𝖺𝗌𝗎𝗅𝗎𝗅𝗅𝖺𝗁💚

💚 Pada hari Senin malam tanggal 12 Rabiul Awwal, sayyidah Aminah tinggal sendirian di rumahnya. Padahal pada malam itu, sayyidah Aminah telah mulai merasakan bahwa bayi yang ada di dalam kandungannya akan segera lahir. Sehingga beliau menangis, bersedih karena beliau sendirian di dalam rumah.

💚Pada saat itu tiba-tiba datang 4 orang perempuan dengan perawakan tinggi,cantik dan beraroma sangat wangi. Mereka adalah empat perempuan yang paling mulia dalam Islam yaitu Maryam binti Imran, Sarah istri Ibrahim, Hajar ibu Ismail dan Asiyah binti Mazahim istri Fir’aun.

💚 Mereka datang untuk menghibur dan memberikan kabar gembira kepada sayyidah Aminah akan lahirnya manusia pilihan Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wasallam-.

💚Tidak seperti umumnya perempuan ketika melahirkan, sayyidah Aminah sama sekali tidak merasakan rasa sakit pada saat melahirkan Rasulullah.

💚Beliau hanya mengeluarkan keringat yang sangat wangi bak minyak misk.

💚Ketika beliau mengeluh kehausan, seorang malaikat datang dengan membawa minuman yang lebih manis dari pada madu, lebih dingin dari pada es dan lebih wangi baunya dari pada minyak misk.

💚Ketika sayyidah Aminah telah merasakan semakin dekat waktu melahirkan, tiba-tiba seekor burung besar berwarna putih datang, kemudian dia mengusapkan bagian dari salah satu sayapnya pada perut sayyidah Aminah, seraya mengatakan: “lahirlah wahai nabi Allah!”,maka terlahirlah Rasullullah dengan sangat lancar dan mudah, dalam keadaan berlutut dengan mengangkat kepalanya ke langit. Karena langit adalah tempat turunnya berkah dan rahmat.

✍️Catatan:
Seluruh kejadian luar biasa yang terjadi pada sayyidah Aminah adalah karamah dan hal itu merupakan dalil yang menunjukkan bahwa ayah dan ibu Rasulullah adalah seorang mukmin

اللهم صل على سيدنا محمد وسلم

Belajar & Muroja’ah ikhlas karena Allaah 📖

Jelang sore

ٱلسـلام عليكم ورحمة ٱلله وبركاته

JELANG SORE

Mungkin kita pernah mengalami suatu keadaan dimana saat kita hampiiir saja meraih sesuatu, tiba-tiba harapan itu hancur berkeping-keping….dan kita merasa ditarik mundur, jauuuuh dari tujuan?

Kitapun pasti sering melihat orang-orang yang dulu semangatnya berapi-api tiba-tiba seperti kehilangan harapan untuk hidup bahkan lenyap dari peredaran?

Mungkin kita juga pernah melihat atau bahkan merasakan bahwa orang atau bahkan kita sendiri yang mengalami kemunduran itu, lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih kesuksesan…

Kita ini seperti anak panah di tangan Allah..! Ada masa-masa anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang dimaksudkan…

Ada masanya anak-anak panah itu harus istirahat dalam kantong-Nya. Namun di saat yang diperlukan, anak panah itu akan dipasang dalam busur-Nya ditarik kebelakang.. Sejauh mungkin untuk mencapai suatu sasaran.

Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh. Semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, makin cepat pula anak panah itu melesat

Jadi…..

Jika kita seperti dalam keadaan jatuh dan berada dititik terrendah dlm hidup, seakan hilang semua harapan,seolah ingin menyerah,ingin berhenti, atau merasa dalam keadaan mundur jauh kebelakang,maka bersabarlah : Mungkin Allah tengah meletakkanmu di busur-Nya. Menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran.

Dan jika kau melihat seorang teman seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan “Apinya telah padam” atau.. “Jangan-jangan dia ada dosa..”

Jadilah teman yang baik, yang mendampingi di saat temanmu sedang “dimundurkan” karena dengan demikian kau ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan hancur dlm keterpurukan..

Kamu, aku, dia, mereka, kita… adalah anak-anak panah ditangan Allah..! Hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan oleh-Nya.

Tetaplah semangat, tetaplah bersabar,jangan pernah menyerah, jangan takut gagal,jangan takut jatuh.
Jatuh bangkit lagi!!
Gagal coba lagi!!!
Dari kegagalan kegagalan itulah kita belajar berjuang dan berkorban…
Dari kejatuhan itulah kita belajar kuat dan bangkit….

Selamat sore
Selamat beraktifitas

Rembulan malam

REMBULAN MALAM
💫🌎✨
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cinta yang hakiki, cinta yang tak tergantikan Melampaui batas waktu dan jarak yang terhampar Menjadi ruh dalam jiwa dan pandangan Membuat hati merasa damai dan tenang selalu

Cinta yang hakiki datang dari-Nya Mengalirkan kasih sayang tanpa pamrih Memberikan kekuatan dan pengertian Agar kita bahagia di setiap detik waktu

Cinta yang hakiki meleburkan ego dan kepentingan Membawa kedamaian pada diri dan lingkungan Memperkuat ikatan persaudaraan dan solidaritas Sebagai tanda kasih sayang-Nya yang maha kuasa

Cinta yang hakiki memperlihatkan keindahan Dalam setiap makhluk yang ada di sekitar kita Memberikan rasa syukur dan kebahagiaan Atas nikmat yang telah diberikan-Nya untuk kita

Cinta yang hakiki bukanlah sekedar kata-kata Namun tersirat dalam setiap tindakan dan perbuatan Tulus dan ikhlas tanpa mencari balasan Membuat hidup kita menjadi berarti dan bermakna

Cinta yang hakiki mengajarkan tentang kesabaran Menjaga hubungan dengan orang-orang yang kita sayangi Mencintai mereka apa adanya, tanpa syarat Meskipun kadang kala terasa berat dan melelahkan

Cinta yang hakiki membuat kita merasakan kehadiran-Nya Menguatkan iman dan taqwa dalam setiap langkah Menebarkan kebaikan dan kemuliaan pada sesama Sebagai wujud syukur dan cinta pada sang khalik

Cinta yang hakiki tiada akan pudar oleh waktu Tetap ada meskipun badai dan musibah menghampiri Menyalakan api semangat dan harapan dalam hati Membuat kita mampu bangkit dari keterpurukan

Ya Allah, hadirkanlah cinta yang hakiki dalam diri kami Berikanlah kekuatan untuk menjaganya agar tetap berkobar Membuat hidup ini bermanfaat bagi sesama Dan mendapatkan ridha-Mu di setiap detiknya.

——————————————————

Selamat Beristirahat In Syaa Allah Mimpikan Rasullullah Saw

🌹🌹🌹🌹🌹🌹
🩶💙❤️🤍🩵💜🩷🖤🤎💛💚
semogabermanfaat

Maulid Nabi

Maulid Nabi ﷺ
.
Di antara tradisi keagamaan yang dilakukan oleh mayoritas umat Islam di dunia, adalah merayakan hari kelahiran Nabi , pada bulan Rabiul Awal. Perayaan hari kelahiran (maulid) Nabi baru terjadi pada permulaan abad keenam Hijriah. Para sejarawan sepakat bahwa yang pertama kali mengadakannya adalah Raja Irbil di Iraq, yang dikenal alim, bertakwa dan pemberani, yaitu Raja al-Muzhaffar Abu Sa’id Kaukabri bin Zainuddin Ali Buktikin (w. 630 H/1232 M). Para ulama dari kalangan shufi, fuqaha dan ahli hadits menilai perayaan maulid ini termasuk bid’ah hasanah, yang dapat memberikan pahala bagi yang melakukannya.
.
Terdapat sekian banyak dalil bagi perayaan maulid;
.
Dalil Pertama
.
Allah َسُبْحَانَهُ وَتَعَال Berfirman dalam Al-Qur’an :
.
وَمَاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ اِلَّا رَحۡمَةً لِّـلۡعٰلَمِيۡنَ ١٠٧(سورة الانباء)
.
Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. al-Anbiya’ : 107)
.
Dan Rasulullah ﷺ telah bersabda :
.
اِنَّمَا اَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ
.
“Aku hanyalah rahmat yang dihadiahkan”. (Hadits sahih riwayat al-Darimni [15], Ibnu al-A’rabi dalam al-Mujam [2452], dishahihkan oleh al-Hakim [1001], dan disetujui oleh al-Hafizh al-Dzahabi.)
.
Berdasarkan hadits tersebut, berarti Rasulullah ﷺ adalah al-rahmat al-‘uzhma (rahmat yang paling agung) yang dilimpahkan oleh Allah bagi umat manusia. Sedangkan Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَال telah memerintahkan kita untuk merayakan lahirnya rahmat itu.
.
Dalam hal ini Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَال berfirman :
.
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ ٥٨ (سورة يونس)
.
Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Sebab kegembiraan itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S. Yunus : 58).
.
Dalam menafsiri ayat diatas, Imam As-Suyuthi mengatakan :
.
و أخرج أبو الشيخ عن ابن عباس فى الآية ، قال ؛ فضل الله العلمُ ، و رحمته محمد صلى الله عليه و سلم . قال الله ؛ و ما أرسلناك إلا رحمة للعالمین (الأنبياء ؛ ١٠٧)
.
Telah diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dari Ibnu Abbas رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا , beliau berkata : “Maksud KARUNIA ALLAH adalah ILMU, dan RAHMAT ALLAH ialah NABI MUHAMMAD”.
.
Tafsiran ini senada dengan firman Allah pada Surah Al-Anbiya’ ayat 107 yang berbunyi : “Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), kecuali untuk menjadi RAHMAT bagi alam semesta”.
.
📖 : [AD-DURRUL MANTSUR, Imam As-Suyuthi, Cet.Darul Fikri Juz 4 Hal.367-368]
.
Maka bila ayat diatas kita tafsirkan secara utuh atas riwayat Abu Asy-Syaikh dari Ibnu Abbas ini, maka maknanya sebagai berikut :
.
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَ بِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلَيَفْرَحُوْا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ
.
“Katakanlah, dengan sebab ILMU dan NABI MUHAMMAD, hendaklah mereka bergembira dengan dua hal tersebut. Sebab kegembiraan itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan di dunia”. Wallaahu a’lam.
.
Berarti merayakan acara maulid, termasuk mengamallkan perintah dalam ayat tersebut.
.
Dalil Kedua
.
Allah َسُبْحَانَهُ وَتَعَال juga Berfirman :
.
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ ۚ ١٢٠(سورة هود)
.
Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu. (Q.S. Hud: 120).
.
Ayat ini menegaskan bahwa penyajian kisah-kisah para rasul dalam al-Qur’an adalah untuk meneguhkan hati Nabi ﷺ Dan tentu saja kita yang dha’if dewasa ini lebih membutuhkan peneguhan hati dari pada beliau ﷺ melalui penyajian sirah dan biografi beliau ﷺ.
.
Dalil Ketiga
.
Allah َسُبْحَانَهُ وَتَعَال juga Berfirman :
.
قَالَ عِيۡسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ اللّٰهُمَّ رَبَّنَاۤ اَنۡزِلۡ عَلَيۡنَا مَآٮِٕدَةً مِّنَ السَّمَآءِ تَكُوۡنُ لَـنَا عِيۡدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنۡكَ‌ۚ وَارۡزُقۡنَا وَاَنۡتَ خَيۡرُ الرّٰزِقِيۡنَ ١١٤(سورة الماءدة)
.
“Isa putera Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezkilah kami, dan Engkaulah pemberi rezki yang paling Utama”. (Q.S. al-Maidah: 114).

Dalam ayat ini, ditegaskan bahwa turunnya hidangan dianggap sebagai hari raya bagi orang-orang yang bersama Nabi Isa عَلَيْهِ السَّلاَم dan orang-orang yang datang sesudah beliau di bumi agar mengekspresikan kegembiraan dengannya. Tentu saja lahirnya Rasulullah ﷺ sebagai al-rahmat al-‘uzhma lebih layak kita rayakan dengan penuh suka cita dari pada hidangan itu.
.
Dalil Keempat
.
Allah َسُبْحَانَهُ وَتَعَال juga Berfirman :
.
وَذَكِّرْهُم بِأَيَّىٰمِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ ٥ (سورة الماءدة)
.
Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur. (Q.S Ibrahim : 5).
.
Dalam ayat di atas, ada perintah mengingatkan manusia tentang hari-hari Allah, maksudnya hari-hari dimana Allah melimpahkan kenikmatan kepada mereka, sebagaimana penafsiran ulama salaf Imam an-Nasa’i, Abdullah bin Ahmad dalam Zawa’id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu’ab al-iman dari Ubai bin Ka’ab meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ bahwa Rasulullah ﷺ menafsirkan kalimat Ayyamillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hari-hari besar Islam, seperti maulid, isra’ dan miraj, tahun baru lslam, nuzul al-Qur’an dan lain-lain merupakan realisasi dari ayat tersebut, yaitu peringatan tentang kenikmatan yang dilimpahkan oleh Allah pada hari-hari tersebut.
.
Dalil Kelima
.
Di sisi lain, acara maulid Nabi ﷺ pada dasarnya adalah perkumpulan untuk berdzikir kepada Allah dan mensyukuri nikmat agung berupa Rasulullah ﷺ yang dianugerahkan kepada kita. Demikian ini sesuai dengan hadits berikut,
.
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ مُعَاوِيَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : إِنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ ﷺ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ يَعْنِيْ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ: «مَا أَجْلَسَكُمْ؟» قَالُوْا: جَلَسْنَا نَدْعُو اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِدِيْنِهِ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِكَ، قَالَ: «اللَّهَ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَا ذَلِكَ؟» قَالُوْا: اللَّهَ مَا أَجْلَسْنَا إِلَا ذَلِكَ، قَالَ : «أَمَا إِنِّيْ لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهَمَةً لَكُمْ، وَإِنَّمَا أَتَانِي جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَم فَأَخْبَرَنِيْ أَنَّ اللَّهَ عَزَّوَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ».
.
Dari Abu Said al-Khudri رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ , “Mu’awiyah رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ berkata, “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ keluar pada suatu perkumpulan sebagian sahabatnya dan bersabda, “Apa yang mendorong kalian berkumpul?” Mereka berkata, “Kami duduk untuk berdoa kepada Allah, memuji-Nya karena telah melimpahkan hidayah kepada kami pada agama-Nya dan menganugerahkan engkau kepada kami.” Nabi ﷺ bersabda, “Demi Allah, hanya itu yang mendorong kalian duduk bersama?” Mereka berkata, “Demi Allah, hanya itulah yang mendorong kami duduk bersama.” Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya aku menyumpah kalian bukan karena curiga pada kalian. Akan tetapi Jibril عَلَيْهِ السَّلاَم datang kepadaku dan mengabarkan bahwa Allah عَزَّوَجَلَّ membanggakan kalian kepada para malaikat”. (Hadits shahih riwayat Ahmad [16881], Muslim [2701], al-Tirmidzi [3379], al-Nasa’i [5426], Abu Yala [7378], Ibnu Abi Syaibah [29469], Ibnu Hibban [813] dan al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir [701]).
.
Hadits di atas memberikan beberapa pesan penting,
.
Pertama, para sahabat tersebut berkumpul karena inisiatif mereka, tanpa ada perintah atau anjuran sebelumnya dari Nabi ﷺ Karena itu Nabi ﷺ menanyakan perkumpulan tersebut.
.
Kedua, ketika ditanya oleh Nabi ﷺ tentang tujuan mereka berkumpul, ternyata untuk berdoa kepada Allah, memuji kepada-Nya karena nikmat agama Islam yang Allah limpahkan kepada mereka.
.
Ketiga, mereka berkumpul juga karena memuji kepada Allah karena telah menganugerahkan Rasulullah ﷺ kepada mereka. Perayaan maulid Nabi ﷺ , juga bertujuan mensyukuri nikmat Allah yang sangat agung, yaitu datangnya Rasulullah ﷺ kepada kita.
.
Keempat, berarti acara maulid masuk dalam hadits di atas, yaitu perkumpulan yang dibanggakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَال kepada para malaikat, karena isinya merayakan dan mensyukuri hadirnya Rasulullah ﷺ ke muka bumi, sebagai nikmat dan rahmat Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَال yang paling agung.
.
Dalil Keenam
.
Hadits Abu Qatadah Al-Anshari رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
.
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُوْلَ اللَّہِ ﷺ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْاِثْنَيْنِ؟ قَالَ: ذَاكَ يَوْمَ وُلِدْتُ فِيْهِ، وَيَوْمَ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ.
.
“Dari Abu Qatadah al-Anshari رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ Rasulullah ﷺ ditanya tentang berpuasa pada hari Senin (yang selalu beliau lakukan. Beliau bersabda, “Itu hari aku dilahirkan dan hari aku diutus atau wahyu diturunkan kepadaku.” (Hadits shahih riwayat Muslim [11621], Ahmad [22590], Abu Dawud [2426], Ibnu Hibban [3642], al-Hakim [4179] dan al-Baihagi dalam Syu’ab al-Iman [1386]).
.
Dalam hadits di atas, Rasulullah ﷺ selalu berpuasa pada hari Senin, karena merayakan dan mensyukuri nikmat Allah pada hari tersebut sebagai hari kelahiran dan hari diangkatnya beliau sebagai Nabi ﷺ Hadits ini menjadi dalil anjuran merayakan hari kelahiran Nabi ﷺ dengan berpuasa. Sedangkan ibadah-ibadah lain seperti shalat, sedekah, dan dzikir bersama seperti yang ada dalam acara maulid, dianalogikan dengan puasa, karena mendekatkan seseorang kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَال.
.
Dalil Ketujuh
.
Hadits Ibnu Abbas رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ ،أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ، لَمَّا قَدِمَ الْمَدِيْنَةَ وَجَدَهُمْ يَصُوْمُوْنَ يَوْمًا، يَعْنِيْ عَاشُوْرَاءَ، فَقَالُوْا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، وَهُوَ يَوْمٌ نَّجَى اللَّهُ فِيْهِ مُوْسَى، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ، فَصَامَ مُوْسَى شُكْرًا للَّهِ، فَقَالَ «أَنَا أَوْلَى بِمُوْسَى مِنْهُمْ» فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
.
Dari lbnu Abbas رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا, “Ketika Nabi ﷺ melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Nabi ﷺ bertanya, “Ada apa ini mereka berpuasa,”Mereka menjawab, “ini hari yang agung. Hari dimana Allah selamatkan Nabi Musa dan Allah tenggelamkan Fir’aun. Maka Musa berpuasa karena bersyukur kepada Allah.” Nabi ﷺ bersabda, “Aku lebih berhak mensyukuri Musa daripada mereka.” Maka Nabi ﷺ berpuasa dan memerintahkan para sahabat berpuasa. (Hadits shahih riwayat al-Bukhari [33971, Muslim [1130], Abu Dawud [24441], Ibnu Majah [1734], Ibnu Khuzaimah [2084] dan lbnu Hibban [3625]).
.
Hadits di atas menjelaskan, bahwa selamatnya Nabi Musa عَلَيْهِ السَّلاَم merupakan kenikmatan yang dianjurkan untuk dirayakan dan disyukuri. Berarti lahirnya Rasulullah ﷺ lebih layak untuk dirayakan dan disyukuri, karena derajat Rasulullah ﷺ yang melebihi para nabi dan seluruh makhluk lainnya. Oleh karena itu, menurut al-Hafizh Ibnu Hajar, hadits di atas mengandung pesan penting berkaitan dengan perayaan maulid Nabi ﷺ , yaitu anjuran bersyukur kepada Allah pada hari dimana kenikmatan itu dilimpahkan, dan diulang-ulang setiap hari itu datang, Bersyukur tersebut bisa jadi dengan berpuasa, membaca al-Qur’an, bersedekah dan aneka ragam ibadah lainnya. Hal ini seperti yang dilakukan dalam acara maulid Nabi ﷺ. (Al-Hafizh al-Suyuthi, al-Hawi lil-Fatawi juz l hlm 196).
.
Selamat Memasuki Bulan Maulid Rasulullah ﷺ

Dampak makanan halal

DAMPAK MAKANAN HALAL BISA MEMBUAT KEHIDUPAN BAROKAH, HINGGA KEPADA KETURUNAN

Abdullah ibn Al Mubarak suatu hari berkata: “Aku akan mengerjakan perbuatan yang akan membuatku mulia”.

Ia lalu menuntut Ilmu hingga menjadi seorang yang ‘Alim. Waktu ia memasuki kota Madinah, masyarakat berbondong-bondong menyambutnya.

Ibu suri raja yang kebetulan menyaksikan kejadian itu bertanya: “Siapakah orang yang datang ke kota kita ini?”.

Staf nya menjawab,
“Ia adalah salah seorang ‘Ulama”.

Ia kemudian berkata kepada anaknya: “Perhatikanlah nak, bagaimana masyarakat berbondong-bondong mendatanginya. Tidak seperti kita, jika menginginkan sesuatu harus memerintah seseorang dulu untuk melakukannya, untuk orang itu, lihatlah. “Mereka mendatanginya dengan sukarela”.

Abdullah ibn Al Mubarak sesungguhnya adalah anak seorang budak berkulit hitam bernama Mubarak. Budak ini betisnya kecil, bibirnya tebal dan telapak kakinya pecah-pecah. Walaupun demikian, ia adalah seorang yang sangat wara`. Kewara’annya ini akhirnya membuahkan anak yang sholeh.

Dahulu Mubarak bekerja sebagai penjaga kebun. Suatu hari tuannya datang ke kebun dan berkata: “Mubarak, petikkan aku anggur yang manis”.

Mubarak pergi sebentar lalu kembali membawa anggur dan menyerahkannya kepada tuannya.

Setelah makan anggur itu, tuannya berkata lagi: “Mubarak, anggur ini asam rasanya, tolong carikan yang manis”.

Mubarak lalu pergi dan kembali dengan anggur lain dan anggur itu dimakan oleh tuannya lagi.

Untuk yang kedua kalinya tuannya berkata dengan nada kesal: “Bagaimana kamu ini, aku suruh petik anggur yang manis, tapi lagi-lagi kamu memberiku anggur masam. Padahal kamu telah dua tahun bekerja dan tinggal di kebun ini!”.

Akhirnya Mubarak berkata: “Tuanku, aku tidak bisa membedakan anggur yang manis dengan yang masam, karena tuan mempekerjakan aku di kebun ini hanya sebagai penjaga”.

“Sejak tinggal disini aku belum pernah merasakan sebutir anggur pun. Bagaimana mungkin aku dapat membedakan mana yang manis dan mana yang masam?”.

Tuannya tertegun mendengar jawaban Mubarak. Ia seakan-akan memikirkan sesuatu. Kemudian pulanglah ia ke rumah. Pemilik kebun itu memiliki seorang anak gadis. Banyak pedagang kaya telah melamar anak gadisnya, tapi semuanya ditolak.

Sesampainya di rumah, ia berkata kepada istrinya: “Aku telah menemukan calon suami anak kita”.

Istrinya bertanya: “Siapa dia?”.

Suaminya menjawab: “Mubarak, budak yang menjaga kebun kita”.

Mendengar jawaban suaminya, maka istrinya marah dan berkata: “Bagaimana kamu ini…?! Masa puteri kita hendak kamu nikahkan dengan seorang budak hitam. Kalau pun kita rela, belum tentu anak kita mau menikah dengan budak itu!”.

“Coba saja sampaikan maksudku ini kepadanya. Aku sangat mengagumi akhlaknya dan aku lihat Mubarak sangat wara’ dan takut kepada Allah Swt”.

Kemudian sang istri pergi menemui anak gadisnya: “Ayahmu akan menikahkanmu dengan seorang budak kita yang bernama Mubarak! Ibu datang untuk meminta persetujuanmu.”

Sang anak pun berkata: “Ibu, jika kalian berdua telah ridha, maka aku pun setuju. Siapakah yang mampu memperhatikanku lebih tulus daripada kedua orang tuaku? Lalu mengapa aku harus tidak setuju?”.

Sang ayah yang kaya raya itu kemudian menikahkan anak gadisnya dengan Mubarak. Dari pernikahan ini, lahirlah Abdullah bin Mubarak, seorang Ulama yang wara’.

Subhanallah… Inilah dampak makanan halal, yang pasti bisa membuat kehidupannya barokah, hingga kepada keturunannya.

Jangan berpikir bahwa orang yang baik itu mesti orang yang tampan dan yang berpakaian mewah, akan tetapi orang yang baik adalah orang yang bisa menjauhi maksiat, beramal sholeh dan menuntut Ilmu dengan penuh adab, karena ilmu akan menuntun pemiliknya mencapai kemuliaan.