KI AGENG MANGIR WONOBOYO

Pembayun mengaku welas anak dari Ki Cerma Carita dari dusun Glagah.
”Air mata bidadari yang ditinggal mati prajurit Mangir, Bidadari Nangis ikut nangis hingga para bidadari yang lain ikut nangis, hingga air mata jadi sungai.”
Mentaok akan aman damai , Panembahan Senapati jadi mertua Ki Ageng, maka Mangir dan Mataram jadi bersahabat.
Akhirnya Welas nikah dengan Ki Ageng Mangir dan Pembayunpun bertekad mempertahankan Ki Ageng, karena Ki Ageng orang baik, masak orang sebaik ini mau dibunuh.
Mendengar laporan pernikahan Pembayun Mangir Panembahan senapati marah , dan Ki Mandoroko memberikan pertimbangan bahwa Sekar pembayun akan mampu melaksanakan tugas, membawa Ki Ageng menghadap Panembahan.
Nyi adhisara ikut mendampingi Sekar Pembayun, Ia tinggal di Mangir, kepada Panembahan Ki Mandoroko menyatakan untuk Mataram butuh perjuangan. Di Mataram Permaisuri berkeluh kesah dengan dua putranya, mereka sepakat tidak percaya kalau Sekar pembayun bisa jatuh cinta dengan wonoboyo.
Kedua putra Pangeran menemui Ngabehi untuk siapkan 15 prajurit tanpa sepengetahuan Panembahan Senapati.Ngabehi tak sanggupi keinginan kedua Pangeran , karena semua harus seijin Panembahan. Pangeran Jogorogo marah menghunus keris untuk membunuh Ngabehi Puspo, namun Pangeran Adipati anom mencegahnya, sehingga Pangeran Jogorojo tidak jadi membunuhnya.
Atas kejadian tersebut, Ngabehi Puspo tidak terima kesetiaannya diganggu sehingga melaporkan kelakuan kedua Pangeran kepada Panembahan senapati , mendengar itu , Tumenggung Panji Tawang kemudian diperintah menyampaikan pesan agar kedua Pangeran menghadap panembahan sehabis Sholat ‘Isya’.
Dihadapan Panembahan Senapati, kedua Pangeran ditanya tentang kebenaran Laporan Ngabehi Puspo, karena Ngabehi Puspo kukuh harus seijin Panembahan, dan kedua Pangeran mengakui hal tersebut dan minta ampuan maaf.
Panembahan senapati sangat marah dan menyanyangkan sikap kedua Pangeran putarnya, harusnya Ngabehi Puspo dihargai atas kesetiaannya, bagi Panembahan Ngabehi Puspo besar jasanya , ia adalah orang yang mendampingi Panembahan ketika menghadapi Mangir, Panembahan menasehati kedua putranya; Petama, andap asor lembah manah. Kedua, Pangeran hanya kebetulan saja anak Panembahan senapati Ketiga, Kedua Pangeran agar minta maaf kepada Ngabehi Puspo.Kedua Pngeran menyesal dan minta maaf ampun kepada Panembahan senapati dan tidak akan mengulangi perbuatannya.Ki Mondoroko membenarkan tindakan panembahan, berbahagialah rakyat Mataram yang punya pemimpin seperti Panembahan.
Di hadapan Ki Ageng mangir Wonoboyo, sekar Pembayun selalu menyatakan cinta dan kasih. Ki ageng Mangir bilang kepada Sekar pembanyun , kenapa harus ada perang, ia saja heran kenapa harus menyebarkan perang. Ki Ageng mangir tinggal di Mentaok lebih dulu daripada Mataram, kenapa Ki Ageng mangir harus tunduk kenapa nggak bersahabat saja. Ki Ageng Mangir tidak mau diusik kepribadiannya , Ki ageng Mangir ingin dipercayai rakyat, karena kekuatan terdahsyat adalah kekuatan rakyat.
Dilema Panembahan dihadapan Nyai Ratu , bagaimana bisa Sekar Pembayun menikah dengan Ki Ageng Mangir padahal ia musuhku.Bagaimana pandangan Sekar Pembayun jika nanti datang ke Mataram mengajak Mangir dan kemudian Mangir suaminya dibunuh.Bagaimana pandangan Sekar Pembayun jika nanti datang ke Mataram mengajak Mangir dan kemudian Mangir suaminya dibunuh.
Bagimana pandangan masyarakat jika Mangir diterima, bagaimana pandangan orang-orang yang keluarganya mati karena perang Mangir dan Mataram.Sejak menikah dengan Pembayun, Ki Ageng jadi jarang menengok warga masyarakat. Hal ini jadi perbincangan bawahan Ki Ageng. Dan ini pasti juga jadi pembicaraan warga, apa Ki Ageng hanya milik istrinya.Dan disaat yang berbeda Nyi Adhisoro membujuk Sekar Pembayun agar cari senjata yang selalu bikin kocar kacir Mataram.

Diterbitkan oleh Sayang dan peduli

Peduli semua

19 tanggapan untuk “KI AGENG MANGIR WONOBOYO

  1. kurang lengkap mas ulasannya mohon di lengkapi lagi. banyak generasi muda ingin tahu sejarah mangir yang konon sakti, tampan dan dicintai rakyat

  2. mangir wonoboyo emang keren abis (agak sombomg tp dikit).poro putu mangir sekarang lagi mengembangkan potensi desa wonoboyonya tapi lagi seret nih organisasinya(sedih nih). mohon doanya agar mangir dapat di lebih di kenal karena potensinya.dan paling penting pemudanya tetep bersatu.n’tetep “satyotuhu wonoboyo”

  3. Saya tertarik ingin membuat film-nya. Sekarang pelan-pelan sedang mengumpulkan literatur. Mudah-mudahan dapat terlaksana.

  4. yang pasti sejarah tidak bisa kita lupakan untuk kehidupan sekarang. perbedaan yang ada antara mataram dan ki ageng mangir merapukan sesuatu yang tidak usah diperdebatkan. bersatu dalam bingkai merah putih saja

  5. (melanjutkan mail sy yg sblm-nya) Insya Allah Novel Fiksi Sejarah sy yg menceritakan ttg kedatangan Pasukan Mongolia di Jawa Timur akan terbit pada January 2011. Untuk selanjutnya saya ingin menulis Novel Fiksi Sejarah tentang Ki Ageng Mangir. Barangkali ada yang mau berbaik hati menjadi nara sumber atau mempunyai literatur yang berkaitan tentang kisah itu?. Terima kasih sblm-nya.

  6. Itulah cintanya Pembayun thd Ki Mangir Wonoboyo, urusan dengan orang tuanya dikesampingkan ( kata pepatah : ” cinta memang buta ” ) dan itu merupakan sebuah perjuangan Ki Mangir yang patut dicontoh walaupun sampai bertaruh nyawa.

  7. aku hobby membaca hal yang berbau sejarah, oleh karenanya cobalah di up load lagi hal-hal yang berkaitan dengan sejarah di seluruh nusantara ini.

  8. @ (maaf) pak atau ibu Norma? Cerita yang sebenarnya bgm, ya? Saya ingin menulis fiksi fantasi yang mengadopsi kisah Pertikaian Mangir-Mataram. Trm ksh sblm-nya.

Tinggalkan Balasan ke norma Batalkan balasan